JAKARTA (Koran Jakarta.Com) – Life Cycle Assessment (LCA) merupakan kajian siklus hidup yang belum mendapatkan perhatian dari pelaku-pelaku industri maupun pemerintah di Indonesia. Padahal LCA sangat diperlukan untuk menghitung envirionmental sustainability suatu produk ramah lingkungan yang akan semakin diminati di masa mendatang dan dapat menjadi nilai tambah untuk menembus pasar internasional.
Atas dasar itulah, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menggelar workshop on Life Cycle Assessment Reasearc in Indonesia yang berlangsung dua hari di Graha Widya Bhakti, komplek Puspitek, Serpong, Tangsel.
Workshop tersebut menyajikan para pakar dari sejumlah negara seperti Thailand, Perancis dan juga dari Jepang. Para pembicara kunci ini membahas perkembangan tentang LCA di negara masing-masing.
“Beberapa produk ekpor indonesia pernah ditolak oleh pasar eropa dan amerika karena tidak sesuai dengan LCA,” kata Deputi Bidang ilmu Pengetahuan teknik LIPI, Laksana Tri Handoko, Selasa (22/11).
Menurut Laksana, saat ini terjadi pergeseran tren konsumsi dunia. Terutama di pasar-pasar Eropa dan Amerika dimana masyarakat lebih memilih produk berlabel ramah lingkungan meskipun dengan harga yang relatif lebih tinggi.
LCA merupakan metode untuk menghitung potensi dampak lingkungan suatu produk. Yakni dampak dari seluruh rangkaian sebuah produk, mulai dari pengambilan bahan baku,proses produksi, pengangkutan dan pendisribusian hingga pembuangan akhir sebuah produk.
Sementara itu kepala pusat penelitian Kimia LIPI, Agus Haryono mengatakan penerapan LCA di Indonesia idealnya harus memiliki dasar riset yang mencukupi sehingga dunia industri paham tentang hal ini.”Sayangnya kajian literatur dan penelitian di Indonesia tentang LCA baru tahap awal perkembanganya dan jumlahnya masih terbatas,” kata Agus.
Ketua Indonesia Life Cycle assessment network( ILCAN) Edi Iswanto Wiloso mengaku masih terbatasnya sumber daya dibidang LCA ini. Edi yang juga peneliti senior di puslit Kimia LIPI ini mengatakan saat ini masih terus membangun jejaring dan kerja sama termasuk berupaya meningkarkan keperdulian berbagai pihak terkait LCA ini.
“Meningkatnya kesadaran untuk menggunakan produk ramah lingkungan terus meningkat. Maka kebutuhan terhadap metode untuk memperkirakan potensi dampak lingkungan suatu produksi jelas bertambah,” kata Edi.
Sumber: http://www.koran-jakarta.com/?39116-produk%20ramah%20lingkungan%20bakal%20kian%20diminati