(Tangerang Selatan, 27 Maret 2024). Setelah sempat vakum beberapa waktu, ILCAN kembali hidupkan kegiatan webinar rutin IwebSOLCAS (ILCAN Webinar Series on LCA and Sustainability). Perdana di tahun 2024, topik yang diusung kali ini adalah perhitungan karbon di bidang industri berdasarkan perspektif LCA. Kegiatan diadakan secara online pada hari Rabu (27/3). Acara berlangsung selama 2 jam dari pukul 9.30 WIB dan dihosting dari sekretariat harian ILCAN di Bogor.
Dalam kegiatan ini, dihadirkan dua pembicara kompeten di bidangnya. Pembicara pertama adalah Prof. Dr. Irhan Febrijanto, M.Eng., seorang peneliti utama di Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Sedangkan pembicara kedua adalah Dr. Ir. Kiman Siregar, S.TP. M.Si. IPU, ketua ILCAN yang sekaligus merupakan dosen di Universitas Syiah Kuala, Aceh. Acara dimoderatori oleh Choirun Nisa dari kesekretariatan harian ILCAN.
Di sesi pertama, Irhan berbicara tentang teori dan praktek perhitungan karbon di industri. Irhan menekankan bahwa saat ini bumi sedang tidak baik-baik saja. Indikator utama yang bisa dilihat adalah kenaikan drastis temperatur bumi, yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah gas rumah kaca. Pemerintah Indonesia bersama negara-negara lain terus berkomitmen untuk mengurangi dampak perubahan iklim, melalui berbagai upaya seperti regulasi dan mekanisme. Salah satu pihak yang terlibat adalah industri, misalnya industri pembangkit listrik. Beberapa regulasi yang dirancang misalnya carbon tax dantrade. Mekanisme yang bisa diterapkan misalnya offsetting, skema pembiayaan pendanaan karbon internasional, dan sistem registri nasional.
Di sesi kedua, Kiman mengangkat perhitungan emisi karbon dari pendekatan LCA. Kiman mencontohkan perhitungan inventori dan impact assessment berbasiskan industri sawit. Industri sawit nasional sendiri merupakan produsen terbesar dunia, oleh karenanya pengendalian dampak lingkungan di sektor ini memegang peranan penting guna percontohan bagi sektor lain. Di samping produk utama berupa minyak sawit, sektor ini juga berpotensi dalam penghasil biodiesel yang ramah lingkungan. Produk samping lain juga sangat banyak, terutama dari limbah biomasanya, sehingga bagaimana prosedur menghitung dan mengalokasikan dampaknya menjadi pokok bahasan tersendiri.
Usai paparan dua pembicara, sesi berikutnya dilanjutkan dengan tanya jawab dari peserta. Ada sekitar 100 orang peserta hadir di kegiatan ini. Sejumlah peserta antusias mengajukan pertanyaan baik langsung maupun melalui chat. Acara kemudian ditutup moderator setelah foto bersama. (aars/ilcan)