Kriteria Baru Proper: Penilaian Daur Hidup/ Life Cycle Assessment (LCA)

Jakarta, 14 September 2018. Sekretariat PROPER Ditjen PPKL KLHK tahun ini menambahkan kriteria baru dalam penilaian PROPER. Kriteria baru tersebut adalah Penilaian Daur Hidup atau yang lebih dikenal dengan istilah Life Cycle Assesment (LCA). Penambahan kriteria ini diberlakukan setelah revisi Peraturan Menteri LH Nomor 3 Tahun 2014 tentang PROPER terbit. Salah satu kriteria penilaian yang dikembangkan oleh KLHK untuk aspek lebih dari ketaatan yaitu penerapan Penilaian Daur Hidup (LCA). Penerapan penilaian daur hidup (LCA) ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menghitung keberlanjutan penggunaan sumber daya alam, pembuangan pada lingkungan, serta mengevaluasi dan menerapkan kemungkinan perbaikan lingkungan. Penilaian Daur Hidup Life Cycle Assessement (LCA) mengikuti kerangka perspektif SNI ISO 14040:2016 tentang Manajemen Lingkungan-Penilaian Daur Hidup-Prinsip dan Kerangka Kerja SNI ISO 14044: 2016 tentang Manajemen Lingkungan – Penilaian Daur Hidup – Persyaratan dan Panduan. Salah satu aspek Penilaian Daur Hidup (LCA) dalam PROPER yaitu (1) perusahaan dapat menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan LCA; (2) mempunyai personal yang memiliki kompetensi dan sertifikasi. Berkaitan dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan telah melaksanakan focus group discussion bersama dengan Tim Ahli dari berbagai Perguruan Tinggi serta ILCAN (Indonesian Life Cycle Assessment Network) untuk mempersiapkan penerapan LCA menjadi kriteria PROPER serta materi muatan bimbingan teknis penilaian daur hidup. Berikut Tim Ahli yang membahas mengenai kriteria LCA tersebut. Dr. Edi Iswanto Wiloso, LIPI/ILCAN Dr. Jessica Hanafi, ILCAN (Indonesian Life Cycle Assessment Network) Dr. Kiman Siregar, Departemen Teknik Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh/ILCAN Dr. Ir. Rachmat Boedisantoso, MT, Departemen Teknik Lingkungan ITS Ir. Winardi Dwi Nugraha, M.si, Departemen Teknik Lingkungan UNDIP Dr. Ellyna Chairani, ILCAN (Indonesian Life Cycle Assessment Network) Maria Anityasari  PhD, Departemen Teknik Industri ITS Pertiwi Andarani...

The 3rd ILCAN Conference Series on Life Cycle Assessment (ICSOLCA) 2018

The 3rd ILCAN Conference Series on Life Cycle Assessment (ICSOLCA) 2018 The ILCAN Conference Series on Life Cycle Assessment is the leading forum bringing together academia, graduate scholars, practitioners working in industry, government and public institutions in the domain of life cycle assessment, sustainability and circular economy. This event, hosted by University of Indonesia and supported by ILCAN and Research Center for Chemistry LIPI, will take place on 24-25 October 2018 at University of Indonesia, Jakarta (Salemba) Campus. For further detail, please visit...

Workshop Internasional LCA di P2 Kimia LIPI

[Berita P2 Kimia, Serpong] Isu pengembangan produk yang ramah lingkungan telah menjadi kebutuhan global. Oleh karenanya, pengembangan metode untuk mengakses potensi dampak lingkungan produk menjadi penting. Demikian diungkapkan Kepala Pusat Penelitian (P2) Kimia LIPI, Dr. Agus Haryono, saat membuka workshop life cycle analysis di P2 Kimia, Jum’at (9/2). “Penelitian LCA dan bioetanol telah berkembang cukup pesat di P2 Kimia dalam beberapa tahun terakhir,“ ujar Agus. “Saya yakin workshop ini dapat menjadi wadah tukar-menukar informasi perkembangan keilmuan terkini,“ sambung Agus yang juga merupakan penanggungjawab Pusat Unggulan Iptek (PUI) Bioetanol Generasi Kedua di P2 Kimia. Workshop bertemakan bioetanol dan pangan fermentasi ini diselenggarakan oleh P2 Kimia dengan dukungan dari PUI Bioetanol Generasi Kedua dan Indonesian Life Cycle Assesment Network (ILCAN). Workhsop menghadirkan dua orang pembicara dari dalam P2 Kimia dan dari luar negeri. Tak kurang dari 65 peserta hadir di acara ini, dua pertiganya dari luar P2 Kimia. Pendaftar dari luar LIPI diantaranya adalah dari Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia, Wageningen University – Belanda, Institut Teknologi Bandung, Universitas Syiah Kuala, Universitas Gadjah Mada, Universitas Pelita Harapan, Universitas Prasetiya Mulya, STT Texmaco, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pertanian. Universitas Pertahanan, Universitas Teuku Umar, Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT), PT Charoen Pokphand Indonesia, Pertamina, dsb. Acara dimulai dengan pengantar tentang konsep LCA oleh Dr. Edi Iswanto Wiloso, peneliti senior P2 Kimia. Edi yang menyelesaikan S3 nya di Leiden University ini menerangkan tentang kemajuan riset LCA di tanah air. “Riset LCA saat ini sudah semakin banyak, meskipun dibandingkan dengan negara ASEAN kita masih tertinggal, “ jelas Edi yang juga merupakan ketua ILCAN ini. Acara dilanjutkan dengan presentasi pertama yang berjudul potensi LCA untuk bioetanol...

Di KLHK, ILCAN Ungkap potensi LCA Guna Dukung Pengambilan Kebijakan

[Jakarta, Berita P2 Kimia] Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan (Pustanlinghut), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) “Penerapan SNI ISO 14040:2016 dan SNI ISO 14044:2017 tentang Manajemen lingkungan- Penilaian Daur Hidup”. Bertempat di Gedung Rimbawan, Manggala  Wanabakti, KLHK, Jakarta, acara diadakan selama 2 hari (5-6 April 2017). Bimtek tersebut dihadiri sekitar 50 orang yang terdiri dari para peneliti dan pengambil kebijakan di lingkungan KLHK. Kementerian/ Lembaga lain yang diundang diantaranya Kementerian Perindustrian, Pertanian, Energi Sumber Daya dan Mineral, Kelautan dan Perikanan, Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Tenaga Kerja, Luar Negeri, Badan Perencanaan Nasional, Badan Standarisasi Nasional, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah. “Bimtek ini dimaksudkan untuk mengkaji implementasi ISO 14040/44 terutama pemanfaatan LCA di level pengambilan kebijakan, “ terang Ir. Noer Adi Wardojo, M.Sc, Kepala Pustanlinghut saat memberikan sambutan pembukanya. Di sesi pertama, Noer selanjutnya menerangkan beberapa contoh penerapan LCA untuk mendukung kebijakan, baik di dalam maupun luar negeri. “Aplikasi ini misalnya untuk ekolabel tipe 1 dan 3, untuk efisiensi produksi, penurunan emisi, dst.,” terangnya lebih lanjut. Dalam sesi tersebut, peneliti P2 Kimia LIPI, Dr.  Edi Iswanto Wiloso, juga turut diundang menjadi pembicara. Edi yang juga ketua Indonesian Life Cycle Assessment Network (ILCAN) menyampaikan pengantar konsep LCA dan beberapa studi kasus penggunaannya di luar negeri terkait dengan daya saing komoditi ekspor. “Indonesia termasuk tertinggal dalam menerapkan LCA, dibandingkan negara tetangga seperti Thailand maupun Singapura, “ terang doktor lulusan Leiden University, Belanda ini. Edi kemudian menyampaikan beberapa contoh aplikasi LCA di bidang energi, bangunan, kelautan dan sebagainya. Pembicara selanjutnya adalah Dr. Jessica Hanafi. Pengajar Universitas Pelita Harapan ini menyampaikan materi metodologi LCA. “Ada empat tahapan metode LCA,...

Dr. Nuki, Ketua Working Group ILCAN, Berbicara di The Big 5 Construct Indonesia

[Jakarta, Berita ILCAN]. The Big 5 Construct Indonesia, sebuah even tahunan yang digelar The Big 5, kembali digelar di tahun 2016. The Big 5 merupakan suatu event organizer yang sudah lebih dari tiga dasawarsa menggelar acara konstruksi bangunan terutama di Timur Tengah, Asia Selatan dan Asia Tenggara. Pesertanya mencakup lebih dari 300.000 penjual dan pembeli yang berasal dari 120 negara. Untuk tahun 2016, The Big 5 Construct Indonesia diselenggarakan di Jakarta Convention Center pada tanggal 9-11 November 2016. “Tahun lalu, kami telah berhasil mengundang 5000 peserta dari 26 negara, ” terang Sarah Meredith, Workshop Manager acara ini. Di tahun ini pula, panitia semakin menyadari pentingnya isu global penerapan Life Cycle Assessment untuk mendukung keberlanjutan lingkungan pada bidang konstruksi bangunan. Secara khusus, mereka mengundang pakar LCA, Dr. Nuki Agya Utama yang juga merupakan Ketua Working Group on Building Construction ILCAN untuk menjadi narasumber workshop. “LCA telah dipakai dan dikembangkan untuk mengkaji siklus hidup bangunan, ” terang Dr. Nuki. “Ini mencakup tahap pengadaan material, transportasi, pendirian/ renovasi pembangunan, perawatan, hingga perobohan bangunan, ” lanjutnya. Nuki kemudian menerangkan lebih detail terkait contoh hasil penelitiannya terhadap berbagai alternatif material bangunan ditinjau dari LCA dan pembiayaannya (Life Cycle Costing). Diterangkan pula perhitungan energi, emisi dan sebagainya sebagai salah satu parameter dalam LCA. Para peserta tampak antusias mendengarkan dan sesekali bertanya. “(Kegiatan) ini mengindikasikan implementasi nyata LCA untuk mendukung pembangunan yang lebih ramah lingkungan bagi semua orang di Indonesia, ” ujar Dr. Edi Iswanto Wiloso, mengungkapkan optimismenya terhadap perkembangan LCA di tanah air. Info berita:...
Translate »