[Berita ILCAN, Bogor] Sebagaimana yang telah diagendakan sebelumnya, ILCAN menggelar webinar pertama secara online. Webinar ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang disebut ILCAN Webinar Series on Life Cycle Assessment (IWebSoLCA). Menggunakan fitur Google Meeting, webinar diikuti lebih dari 200 orang dari organisasi pemerintah, akademisi, industri dan komunitas umum. Dalam acara pertama ini, dihadirkan pembicara dari ILCAN dan Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Kami menyambut baik webinar ini sebagai salah satu upaya untuk mendukung implementasi LCA di Indonesia”, terang Dr. Edi Iswanto Wiloso, pembina ILCAN. “Terima kasih kepada mitra kami dari KLHK, para pembicara dan peserta atas antusiasme-nya. Semoga Bapak Ibu dapat ikut berpartisipasi mengisi acara webinar ini selanjutnya,“ imbuh peneliti LCA di Pusat Penelitian Kebijakan dan Manajemen Iptek dan Inovasi (P2KMI) LIPI ini. Edi lalu menuturkan peran strategis dan posisi independensi ILCAN dalam mendorong pemanfaatan LCA di berbagai bidang, termasuk program PROPER KLHK.
Acara terbagi dalam 2 sesi yang dimoderatori Dr. Supriyanto dari Institut Pertanian Bogor.
Sesi pertama disampaikan oleh sekretariat PROPER, Fitri Harwati, S.Si., MAS, Kabag. Hukum dan Kerja sama Teknik Setditjen PPKL – KLHK. Dalam presentasinya, Fitri menyampaikan “Update Status Kriteria Penilaian Daur Hidup (LCA) pada PROPER.
“Hasil evaluasi lingkungan program PROPER terhadap perusahaan terbagi dalam 5 kategori. Berturut-turut mulai dari paling atas: emas, hijau, biru, merah dan hitam,” ungkap Fitri. “Penilaian PROPER terdiri dari sejumlah pilar, dan LCA telah diprogramkan menjadi bagian penilaian, dimulai dari kategori emas dan hijau,” lanjutnya.
Ketua umum ILCAN, Dr. Kiman Siregar, menjadi pembicara berikutnya dengan judul “Manfaat Implementasi LCA pada Optimalisasi Proses Produksi Produk di Perusahaan”. Dalam presentasinya, Kiman memaparkan sepintas sejarah ILCAN, konsep umum LCA dan pengalaman penelitian LCA nya, khususnya di sektor kelapa sawit.
“Ada setidaknya 9 manfaat implementasi LCA pada proses produksi di industri, ” papar Kiman. Manfaat yang dimaksud antara lain mendapatkan output yang bersifat kuantitatif, pengendalian rantai pasok dan laporan inventori yang akurat dan penghematan pada bagian pengadaan. Di samping itu juga bermanfaat dalam mendapatkan hasil kuantitatif dampak lingkungan dan audit energi yang lebih komprehensif. Dengan LCA, hotspot sepanjang sistem produk juga dapat ditelusuri, sehingga meningkatkan proses produksi secara optimal. “Implementasi LCA juga penting dalam menyumbang pada sistem database regional, nasional dan internasional,” imbuh Kiman yang juga pengajar Prodi Teknik Pertanian Unsyiah Aceh ini.
Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Ada banyak pertanyaan yang telah dihimpun baik melalui group whatsapp maupun chat Google Meet. Para pembicara baik secara lisan maupun tertulis menjawab pertanyaan para peserta.
Webinar ditutup dengan ucapan terimakasih dan pengisian kuesioner. Para pembicara maupun peserta mendapatkan sertifikat dari ILCAN melalui email. Link webinar telah tersedia juga di youtube: https://youtu.be/rz-a3ZKScTY.
Webinar berikutnya dijadwalkan tanggal 18 Mei 2020 guna membahas “System Boundary in LCA (Gate to Gate and Cradle to Grave)” dan “Rencana Komposisi Penilaian LCA di Proper”. <aars/ ILCAN>.